Jakarta - Bagi masyarakat yang tinggal di daerah penyangga Jakarta, yakni Bodetabek, KRL adalah alat transportasi pilihan. Di jam sibuk, KRL dipadati oleh mereka yang akan menuju Jakarta.
Kondisi kereta yang sesak bercampur peluh keringat nampaknya sudah menjadi santapan sehari-hari. Penumpang rela berdesak-desakan demi sampai ke tempat tujuan.
Pada hari kerja, rata-rata jumlah pengguna KRL mencapai hingga 850 ribu orang. Dengan rekor jumlah pengguna terbanyak yang dilalui dalam satu hari yakni 931.082 penumpang. Itu berdasarkan data PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) pada 2016 lalu.
Selain itu ada 826 KRL yang dioperasikan. Di tiap KRL ada gerbong khusus wanita atau Kereta Khusus Wanita (KKW). Laman resmi KCJ menyebut KKW sudah mulai berlaku sejak 1 Oktober 2012.
Humas PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan tujuan adanya gerbong khusus wanita yakni untuk menghindari adanya tindakan pelecehan dan kejadian lain yang tidak diharapkan.
"Mengakomodir permintaan dari pengguna yang banyak merasa risih apabila berdesak-desakan dengan lawan jenis. Dan diharapkan dapat menghindari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan yang kerap lebih sering korbannya perempuan," kata Eva kepada detikcom, Rabu (17/5/2017).
"Namun memang karena keberadaan dan jumlahnya tetap kami sesuaikan dengan kondisi kebutuhan mayoritas yakni kereta reguler atau campuran," lanjutnya.
Bukan hanya Indonesia yang memiliki gerbong kereta khusus wanita. Setidaknya tercatat ada 9 negara yang memiliki kereta dengan rangkaian kereta khusus wanita. 9 Negara tersebut yakni Brasil, Indonesia, Jepang, Meksiko, Mesir, India, Thailand, Iran, dan Inggris.
Di Inggris, alat transportasi yang dikhususkan untuk kaum hawa sudah diperkenalkan sejak 1874 lewat Metropolitan Railway. Saat itu ada kompartemen khusus wanita namun perlahan dihapus sejak ada kereta api BR.
Sementara di Jepang, gerbong kereta khusus wanita pertama kali digunakan pada tahun 2000. Adanya gerbong tersebut sebagai upaya pemerintah untuk menghentikan pelecehan seksual. Kemudian gerbong khusus wanita berkembang di Tokyo dengan kereta yang dilabeli stiker berwarna pink, warna yang identik dengan wanita.
Kereta khusus wanita di Jepang. Foto: Junko Kimura
|
Kedua gerbong tersebut seringkali mendapat keluhan dari pengguna karena begitu sesak di jam sibuk. Tak jarang pula ada keributan yang terjadi di gerbong yang disebut 'ganas' itu. Mulai dari saling sikut, adu mulut karena berebut kursi dan sejumlah kejadian lainnya.
Sumber : detik